Forum Komunitas Alumni Al-Mukmin Ngruki
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

meneladani aktivis sejati

Go down

meneladani aktivis sejati Empty meneladani aktivis sejati

Post by qolbi_muth Sat Aug 02, 2008 9:23 am




Melihat sepak terjang
orang-orang seperti pak natsir, dkk pada zaman itu, bisa dikatakan mereka
adalah para aktivis sejati. Sejak muda, pak Natsir ndak hanya berkutat dengan
sekolah dan pelajaran. Tapi beliau juga bergerak, aktif dalam JIB, menuntut ilmu
kesana kemari. Yang beliau pikirkan tidak hanya akademiknya, namun juga umat
dan masyarakat disekelilingnya. banyak cerita tentang hal ini, seperti kisah
beliau ketika mengadukan permasalahan2 masyarakat kepada H.Agus salim.


Seorang teman pernah
bilang, kalo mahasiswa dinegara maju harus belajar dengan sungguh-sungguh dan
focus dengan kuliah sehingga bisa menjadi scholar yang baik. Tapi pak natsir
dkk telah memberikan contoh, selain bisa menjadi scholar yang baik, beliaupun
bisa jadi aktivis yang baik. Beliau tidak sekedar membuat tulisan, atau hanya
menyampaikan pemikiran lewat radio. Namun beliau ikut pula terjun langsung
kelapangan. Keluar masuk hutanpun beliau jalani. Teori kesederhanaan yang
disering disampaikan juga beliau praktekkan secara langsung. Mungkin
keteladanan itulah yang membuat sosoknya menjadi sangat kharismatik dan
disegani oleh banyak orang, tidak hanya ditingkat local, tapi sampai
internasional.


Tidak mudah memang
menjadi sosok seperti beliau dizaman sekarang. menjadi aktifis yang benar-benar
berjuang untuk kepentingan ummat. Seorang teman pernah mengatakan : aktivis tuh kayak apa y? apkah
aktivs itu identik dengan ‘demo’, menghujat pemerintah?hbs kuliah masuk parpol,
trz jadi anggota dewan, kmdn melakukan ksalahan spt yg dulu pernah mrk
hujatkan.saya trus terang bingung dgn definisi aktivis.



Ketika membaca sejarah
dan kisah perjuangan tokoh-tokoh hebat bangsa ini, terbesit semangat dan
keinginan untuk mengikuti jejak mereka. Namun seringkali semangat itu hanya terhenti
didalam hati, karena timbul kebingungan, darimana akan memulai untuk bergerak.
Adapula yang berpendapat, biarlah selama kuliah focus saja dengan dunia
akademik, sehingga bisa cepat lulus. Kalau sudah lulus dan menjadi ilmuwan
hebat, baru mengabdikan diri untuk ummat. Akan tetapi, setelah luluspun
ternyata tidak mudah langsung menjadi seorang ilmuwan yang sesuai dengan
harapan ummat, bahkan tidak jarang malah semakin menambah masalah daripada
menyelesaikannya.


Ketika
timbul keinginan untuk bergerak, rasanya sulit jika tidak meng-includekan diri
dalam sebuah organisasi pergerakan. Karena sebagai makhluk social, kerjasama
dan teamwork sangat dibutuhkan untuk efektivitas kerja. Dalam hal ini, seorang
teman juga pernah bilang : sekokoh apapun kita, jika sendirian tetap akan roboh
kala badai melanda. Selain itu, Banyak hal dalam amal Islami yang tidak bisa
dilakukan sendiri. Seorang da'i sangat butuh terhadap work team, relasi dan
jaringan untuk mengoptimalkan dakwahnya.






Namun ketika
memutuskan untuk menjadi bagian dari sebuah organisasi pergerakan, kadangkala
banyak ketidakcocokan ataupun perbedaan pendapat yang membutuhkan kelapangan
dada untuk bisa diterima. Tidak jarang jika perbedaan pendapat itu mengarah
pada jurang permusuhan, yang akhirnya berujung pada perpecahan. Barangkali
sudah banyak contoh tokoh parpol yang tidak cocok dengan platform yang diusung
oleh partainya sehingga keluar dan mendirikan partai baru. Sehingga tidak
heran, pemilu di Indonesia akhir-akhir ini selalu diikuti oleh banyak partai. Dalam
hal ini, seorang teman juga pernah menanyakan kepada saya : [i]Dek, pernah tau apa yang musti
diperjuangkan di
“organisasi pergerakan yang kita ikuti ini” ?jika tidak tahu, mungkin bisa jawab “ingin mencari teman”…namun jika
yang didapatkan bukanlah teman, tapi permusuhan, akan dibawa kemana badan…
….


Kalo
menurut pak Zaim uchrowi, Di negara-negara maju, jumlah
partai peserta pemilu selalu sangat sedikit. Para politisi di sana sudah
terbiasa berkompromi. Bukan bertindak 'semaunya sendiri'. Partai-partai itu pun
dikelola secara baik dengan mekanisme jelas. Tak akan ada orang sakit hati
dalam pergumulan internal partai, lalu melangkah untuk membuat partai sendiri. Sementara di Indonesia Syahwat
politik begitu tinggi, sehingga
semua berbondong mendirikan partai. Alasannya apalagi
kalau bukan demi kebaikan bangsa ini. Semua mengaku hendak berjuang buat bangsa
dan negara. Semua mengaku ingin menjadikan aman, damai, dan sejahtera bagi
Indonesia.





Kelapangan hati itu
ternyata juga sudah pernah dicontohkan oleh pak natsir. Perkataan beliau yang
bermakna cukup dalam dan patut kita renungkan : persatuan adalah soal qolbu dan wijhah (tujuan hidup) yang diniatkan
untuk dicapai dengan kebersihan amal dan keikhlasan hati. Tapi, adakah diantara
kita yang lila legawa alias ikhlas lillahi ta’ala menenggelamkan eksistensi diri dan kelompoknya demi tegaknya ukhuwah.
Lanjut beliau, saat ini diperlukan
pekerja lapangan tanpa nama, tanpa mau dikenal khalayak ramai dan bersedia
meniadakan diri demi tegaknya ukhuwah.
Berorganisasi atau aktif dalam
organisasi pergerakan membutuhkan kelapangan dada yang besar. Disinilah
letaknya ujian yang akan menjadikan seseorang semakin meningkat kepribadiannya.
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa resiko dalam organisasi social, yang aktiflah
yang akan dimintai penjelasan dan pertanggung jawaban. Bahkan terkadang harus
siap jika dipersalahkan.


Teori kelapangan hati
yang disampaikan Pak Natsir itu tidak hanya terhenti dimulut. Namun benar-benar
beliau lakukan sendiri disaat aktivitas politiknya di batasi. Bahkan partai
beliau dibubarkan. Partai bubar, bukan berarti pejuangan terhenti. Setelah
MASYUMI tiada, beliaupun mendirikan DDII sebagai alat perjuangannya.


Cerita tentang Pak
Natsir mungkin sekian dulu. To be continued…..


Intinya, sebenarnya
saya lagi mencoba merenung bagaimana saya dapat mencontoh keteladanan
sosok-sosok pendahulu itu. Sedang mencoba belajar professional dan
mempersembahkan yang terbaik dengan amanah-amanah yang dibebankan, baik amanah
akademik sebagai mahasiswa (semester
besok harus lebih sungguh-sungguh) ¸
amanah organisasi, amanah dakwah
sebagai seorang muslim, amanah sebagai warga Negara Indonesia, dan amanah
sebagai anak, amanah sebagai kakak, dan masih banyak amanah-amanah hidup
lainnya. karena hidup adalah menyelesaikan amanah (sebagai hamba ALLAH dan khalifah fil arld) dan menepati janji yang telah diikrarkan
sebelum terlahir ke dunia……







[/i]
qolbi_muth
qolbi_muth

Jumlah posting : 10
Age : 36
Points : 0
Registration date : 17.07.08

http://qolbimuth.wordpress.com

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik